LEADERSHIP
R. Ralph M. Stogdill memberikan batasan tentang
Kepemimpinan, yaitu :
“Sebagai
proses mengarahkan dan mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari
para anggota kelompok”.
Sifat-sifat Kepemimpinan
Greatman Theory (teori orang besar) :
Menurut teori ini pemimpin dipandang sebagai orang yang super, mungkin karena
faktor keturunan atau mempunyai kualitas dan keunggulan kepribadian yang
membedakan dia dengan orang lain. Sifat-sifat kepemimpinan ini dapat di bawa
dari lahir (bakat) tetapi dapat pula diperoleh dengan proses belajar dan
pengalaman.
Macam-macam sifat kepemimpinan
- Sifat fisik
- Latar belakang sosial
- Intelijen dan kemampuan
- Kepribadian
- Sifat yang berkaiatan dengan tugas
- Karekter sosial
Peranan Kepemimpinan
Menurut Mitzberg :
1.
Interpersonal role
2.
Informational role
3.
Decisional role
Keterangan :
1.
umur, tinggi, pemunculan, penuh energi
dan stamina tinggi.
2. pendidikan,
status sosial
3. intelijen,
tegas, berpengetahuan, lancar berbicara dan mampu berkarya
- Pandai menyesuaikan diri, normal, agresif,sigap, suka menonjolkan diri, berpengaruh, berwibawa, emosi seimbang, penuh minat, jujur, kaya akal, percaya pd diri sendiri, kuat keyakinan,toleransi.
- Ingin maju, ingin melebihi dr pd yg lain,bertanggung jawab, giat berusaha, berinisiatif, tekun melawan tantangan, disiplin, sok berkuasa.
- Kemampuan bekerja sama, kemampuan administrasi, menarik, mendidik, memelihara,termasyhur, berstatus, suka bergaul,suka berpartisipasi, diplomasi.
Gaya kepemimpinan
- Gaya Demokrasi
Kriteria :
a.
Setiap kebijkn yg akan diambil terlebih dahulu
didiskusikan dengan kelompok, baru diambil keputusan.
b.
Bawahan diberi kebebasan.
c.
Pemimpin bertindak objektif.
- Gaya Otoriter
Kriteria :
a.
Penentuan kebijk semua berada ditangan pemimpin.
b.
Teknik dan langkah2 kegiatan ditentukan oleh
pimpinan.
c.
Pemimpin biasanya mengatur tugas khusus dan
tugas kelompok dari setiap orang.
d.
Pemimpin cenderung menonjolkan sifat pribadinya
dalam memuji atau mengkritik pekerjaan seseorang, dan menjauhkan diri dari kegiatan
kelompok kecuali untuk menjelaskan sesuatu hal.
- Gaya Laissez Faire (bebas)
Kriteria GLF :
a.
Kebebsan penuh diberikan kpd kelompk atau
perorangan utk mengambil keputusan dan pimpinan sedikit sekali berpartisipasi
didlmnya
b.
Bermacam2 material dan informasi disalurkan oleh
pimpinan dan dia bersedia menyalurkan informasi kapan saja diminta. Dia tdk
mengambil bagian dlm diskusi2 yang dilakukan oleh para bawahannya.
c.
Pemimpin tdk ikut berpartisipasi dlm menentukan
tugas pekerjaan yg akan dilakukan oleh kelompok.
d.
Pemimipin jarang memberikan komentar yg spontan
thdp kegiatan bawahan kecuali kalau ada masalah.
Model
Sistem Manajemen Likert
Likert mengemukan 4 macam gaya
kepemimpinan organisasi, yaitu :
- Exploitive Autocratic
Pada sistem ini tdk ada kepercayaan yg
diberikan kpd bawahan, shg bawahan merasa tdk mempunyai kebebasan sama sekali
utk berdiskusi dg pimpinan mengenai tugas yg diberikan kpdnya. Oleh sebab itu
pimpinan jarang mendapat pendapat dari para bawahannya tentang memcahkan
masalah yg dihadapi.
2.
Benavolent Autocratic
Pd sistem ini atasan agak atau sedikit
percaya kpd bawahan, shg para bawahan merasa sedikit
3.
Particivative
Pada sistem ini agak kuat kepercayaan
yg diberikan atasan kpd bawahannya, walaupun dia masih suka mengawasi
pelaksanaan keputusan yg diambilnya, shg bawahan merasa agak bebas berdiskusi
dg atasannya mengenai segala sesuatu yg berhubuangan dg pekerjaan. Biasanya
bawahan menyampaikan ide dan pendapat nya kpd atasan dan mencoba
memanfaatkannya.
bebas berdiskusi mengenai pekerjaan yg diberikan
kpdnya. Oleh sebab itu kadang2 atasan mendpt ide2 dan pendapat dari para
bawahan utk memecah kan masalah pekerjaan.
4.
Democratic
Pada sistem ini atasan memberikan
kepercayaan sepenuhnya kpd bawahan thdp segala hal, shg bawahan merasa bebas
sepenuhnya mendiskusikan segala sesuatu yg menyangkut pekerjaan dg atasannya.
Atasan selalu meminta pendapat dan ide-ide dari bawahan dan selalu mencoba
memanfaatkannya.
Ada empat gaya pengambilan keputusan
yaitu :
1. Gaya
Direktif
Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai
toleransi rendah terhadap ambiguitas (penafsiran ganda) dan berorientasi pada
tugas dan masalah teknis. Pembuat keputusan ini cenderung lebih efisien, logis,
pragmatis, dan sistematis dalam memecahkan masalah. Pembuat keputusan direktif
juga berfokus pada fakta dan menyelesaikan segala sesuatu dengan cepat.
2. Gaya Analitik
Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi
yang tinggi untuk ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Jenis
ini suka menganalisis situasi; pada kenyataannya, mereka cenderung terlalu
menganalisis sesuatu. Mereka mengevaluasi lebih banyak informasi dan alternatif
daripada pembuat keputusan direktif.
3. Gaya Konseptual
Pembuat gaya konseptual mempunyai toleransi
yang tinggi untuk ambiguitas, orang yang kuat dan peduli pada lingkungan
sosial. Mereka berpandangan luas dalam memecahkan masalah dan suka
mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa mendatang. Pembuat
keputusan ini membahas sesuatu dengan orang sebanyak mungkin untuk mendapat
sejumlah informasi dan kemudian mengandalkan intuisi dalam mengambil keputusan.
4. Gaya Perilaku
Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai
dengan toleransi ambiguitas yang rendah, orang yang kuat dan peduli lingkungan
sosial. Gaya ini cenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan menyukai
situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat yakni cenderung menerima saran,
sportif dan bersahabat serta menyukai informasi verbal daripada tulisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar