Policy Planning
Policy
adalah suatu kebijaksanaan ialah petunjuk yang menyeluruh baik lisan maupun
tulisan untuk menetapkan batas –batas dan arah bagi tindakan administratif yang
akan diambil.
– Finance
policy
– Production
policy
– Sales
policy
– Personnal
policy
Policy yang
sehat memiliki ciri :
- Clearity (kejelasan)
- Flexibility (luwes)
- Consistency (tetap pada pendirian/tujuan)
- Individuality (berkepribadian)
Kebijaksanaan
adalah tugas pimpinan terbagi menjadi :
- Basic Policy (kebijaksanaan pokok) yang dibuat oleh top manager.
- General Policy (kebijaksanaan umum) dibuat oleh middle manager.
- Departemental policy (kebijaksanaan bagian) dibuat oleh supervisor atau mandor.
- Imposed policy : kebijaksanaan yang dibuat berdasarkan pengaruh-pengaruh dari luar.
- Appealed policy : kebijaksanaan yang diambil atasan berdasarkan usul dari pada manajer bawahan.
- Originated policy : kebijaksanaan awal yang diambil oleh pimpinan pada waktu memulai usaha.
Policy di atas tidak dapat dipisahkan
daripada keseluruhan perencanaan. Mengingat perencanaan akan menjadi kaku tanpa
adanya kebijaksanaan.
Pengorganisasian
Menurut The Liang Gie(1996) yaitu :
Perbuatan/kegiatan yang menyusun suatu
struktur/rangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan dalam suatu usaha kerjasama,
dengan jalan :
a. membagi dan mengelompokkan pekerjaan- pekerjaan yang harus dilaksanakan.
b. menetapkan dan mengatur jalinan hubungan
kerja antara orang-orang/satuan - satuan
organisasi berupa wewenang, kewajiban, tugas dan tanggungjawab.
Pengertian
1.
Menurut Sukanto (1983) yaitu :
Suatu proses menciptakan
hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, personalia dan faktor fisik, agar
supaya kegiatan-kegiatan yang harus dilaksankan disatukan dan diarahkan pada
pencapaian tujuan bersama.
2.
Menurut Endar S. (1997) yaitu :
Proses penciptaan hubungan-hubungan di
antara fungsi-fungsi, baik sumber daya manusia maupun faktor fisik yang kasat
mata.
Unsur-unsur yang
ada didalam organisasi
·
Unsur
pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu
keterlibatan mental dan perasaan,
lebih daripada semata-mata atau hanya keterlibatan secara jasmaniah.
·
Unsur
kedua adalah kesediaan memberi sesuatu sumbangan kepada usaha mencapai
tujuan kelompok.
Ini berarti, bahwa terdapat rasa senang,
kesukarelaan untuk membantu kelompok.
·
Unsur
ketiga adalah unsur tanggung jawab. Unsur tersebut merupakan segi yang menonjol dari
rasa menjadi anggota. Hal ini diakui sebagai anggota artinya ada rasa “sense of
belongingness.
Teori-teori
Organisasi
- Teori Manajemen/Organisasi Klasik
- Teori Organisasi Neo Klasik (Perilaku manusia)
- Teori Organisasi Modern
- Teori Klasik lebih banyak membicarakan tentang koordinasi, skalar dan vertikal. (1900 an)
- Teori Neo Klasik(1930) sedikit mengembangkan teori klasik dengan memberatkan pada perlunya Sistem.
- Teori Organisasi Modern(1950-an) menekankan pada pentingnya perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, komunikasi dan integrasi demi suksesnya operasi tujuan-tujuan.
Fungsi
Organisasi
- Departementasi : yaitu melakukan pengelompokan kegiatan kerja yang hampir sama dan yang erat hubungannya satu dengan yang lainnya.
- Pembagian Kerja : yaitu pemecahan tugas sedemikian rupa sehingga orang perseorang di dalam organisasi bertanggungjawab pada dan melaksanakan kegiatan tertentu saja.
- Wewenang : yaitu hak memerintah atau berbuat.
- Tanggung jawab : yaitu merupakan kewajiban bawahan yang telah diberi tugas atasannya untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan.
Pendelegasian
dan sentralisasi wewenang
adalah
berarti pelimpahan sebagian wewenang kebawahan yang mana pelaksanaan penga
wasan pada hal-hal yang penting/ pokok masih ada di tangan pimpinan.
- Pendelegasian harus jelas pada posisi tertentu.
- Siapa orang yang akan menempati posisi tersebut.
- Bagaimana pelaksanaannya.
- Juga harus memperhatikan keluwesannya.
Desentralisasi
wewenang
Meliputi :
- Menentukan wewenang apa yang akan diserahkan ke bawahan.
- Pengembangan kebijaksanaan dan aturan-aturan unit mengarahkan bawahan yang telah mendelegasikan wewenangnya pada mereka.
- Penerapan pelaksanaan pengawasan untuk mengawasi pelaksanaan tugas.
Rentang
Pengawasan
Belum ada ketetapan yang seragam oleh
pakar manajemen mengenai berapa jumlah bawahan yang ideal yang dapat di awasi
oleh seorang atasan, namun pendapat Mary Chusing Niler dikutip oleh The Liang
Gie menyatakan ada 5 faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan luas
rentang pengawasan, yaitu :
5 faktor yg
perlu diperhatikan dlm span of
supervision
- Hal–hal yg berhubungan dengan rencana organisasi.
- Jalinan hubungan di antara orang-orang dan pekerjaan yang harus dikendalikan.
- Kemampuan orang dalam organisasi yang bersangkutan, baik atasan maupun bawahan.
- Corak dan ragam pekerjaan.
- Kestabilan organisasi dan pejabat-pejabatnya.
Contorlling
(Pengawasan)
1.
G.R. Terry
Penentuan apa yang harus dicapai yaitu
standar , apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan, dan
bila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan
rencana yaitu selaras dengan standar.
2.
Henri Fayol :
Kegiatan pemeriksaan apakah sesuatu
yang terjadi sesuai dengan rencana, instruksi yang dikeluarkan dan
prinsip-prinsip yang telah ditentukan.
3.
William H. Newman :
Tindakan untuk menjamin bahwa pelaksanaan sesuai dengan rencana.
4.
Earl P. Strong :
Pengaturan berbagai-bagai faktor dalam
suatu perusahaan agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana.
5.
Harold Koontz :
Pengukuran dan perbaikan terhadap
pelaksanaan kerja bawahan, agar supaya rencana-rencana yang telah dibuat untuk
mencapai tujuan-tujuan perusahaan dapat terselenggara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar